KAI Commuter Tempa Inovator Menyambut CIC 2025

Share this article

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan membekali para peserta mengenai cara mengembangkan inovasi hingga penulisan makalah karya inovasi.

Dalam rangka mempersiapkan Insan KAI Commuter berlaga di Commuter Innovation Challenge (CIC) 2025, KAI Commuter menggelar Workshop Penulisan Makalah Karya Inovasi di Gedung Train Operation Depok pada 9-11 Juli 2025. Melalui kegiatan ini, 17 orang perwakilan dari berbagai divisi di KAI Commuter memperoleh pelatihan mengenai penulisan makalah, metode pemecahan masalah, cara mengembangkan inovasi, dan proses menyusun karya inovasi.

Dilaksanakan dengan metode pembelajaran interaktif, yakni mengedepankan diskusi sekaligus praktik penulisan makalah karya inovasi, workshop ini menghadirkan trainer berpengalaman baik di kancah nasional maupun internasional, yakni Imam Armiya Muyassar dan Ratno Feri Susanto dari Wahana Kendali Mutu.

Internal Relation and Corporate Culture Manager KAI Commuter Yudi Ramdhan dalam sambutannya mengatakan, menghadirkan inovasi memang bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, melalui workshop selama tiga hari ini, para inovator diharapkan untuk fokus belajar dari mentor senior yang berpengalaman dalam mengawal berbagai kompetisi baik skala nasional maupun internasional.

“Tugas teman-teman selama tiga hari ini adalah belajar. Ini adalah kesempatan ini untuk improve pengetahuan dari para mentor terbaik. Jadi, manfaatkan waktu tiga hari ini dengan sebaik-baiknya,” harap Yudi.

Inovasi Bukan Tuntutan, Tetapi Budaya Kerja

Imam Armiya Muyassar, konsultan sekaligus trainer Wahana Kendali Mutu, membuka pelatihan tersebut dengan menyampaikan bahwa kegiatan improvement dan inovasi sudah tidak lagi menjadi tuntutan, melainkan kebutuhan dan budaya kerja di dalam perusahaan. Tanpa inovasi, perusahaan akan kalah bersaing dengan kompetitornya.

“Orientasi mutu bukan standardisasi, tetapi kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan inilah yang harus terus kita jaga, salah satu caranya dengan terus melakukan improvement dan inovasi,” terang Imam.

Imam membambahkan, kegiatan Quality Control Circle (QCC) kali pertama diperkenalkan di Jepang. Kegiatan ini dirancang bukan bertujuan untuk memajukan perusahaan, tetapi meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalam perusahaan. Ini dilakukan sebab setiap pegawai di dalam perusahaan pasti menghadapi masalah, baik bersifat teknis maupun nonteknis. Melalui kegiatan QCC ini, satu per satu masalah diselesaikan agar tidak menjadi kendala besar di masa depan.

Lebih jauh Imam menjelaskan, ketika menyambut kompetisi inovasi, yang seringkali tebersit di benak banyak orang, apa inovasi yang ingin dibuat. Cara berpikir tersebut tidak sepenuhnya tepat. Menurutnya, hal pertama yang perlu dipertanyakan ialah, apakah unit atau perusahaan memiliki masalah yang sedang dihadapi atau terdapat potensi masalah di masa depan.

Berakar pada pertanyaan tersebut, maka inovasi yang dihadirkan dapat menjadi solusi bagi masalah yang tengah dihadapi perusahaan atau meminalisasi potensi masalah di masa depan. Selain itu, inovasi juga menjadi solusi untuk memaksimalkan peluang yang dapat mendorong laju tumbuh perusahaan ke arah yang lebih baik.

“Kegiatan improvement dan inovasi ini banyak sekali manfaatnya, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga meningkatan kompetensi individu.”

Pullquote:

“Workshop ini merupakan kesempatan untuk improve pengetahuan dari para mentor terbaik. Jadi, manfaatkan waktu tiga hari ini dengan sebaik-baiknya.”

Internal Relation and Corporate Culture Manager KAI Commuter Yudi Ramdhan